Jumat, 30 Desember 2011

Transformasi Galileo dan Transformasi Lorents

TRANSFORMASI GALILEO DAN LORENTZ
Sebuah benda dikatakan:
Bergerak relatif terhadap benda lain jika dalam selang waktu tertentu kedudukan relatif benda tersebut berubah.
Tidak bergerak jika kedudukan relatif benda tersebut tidak berubah.

Gerak (atau diam) merupakan konsep relatif, tergantung pada keadaan relatif benda yang satu terhadap yang lain yang digunakan sebagai acuan.
Untuk memberikan gerak suatu benda, pengamat harus menentukan kerangka acuan yang digunakan.
Transformasi Galileo dan Transformasi Lorentz kita kenal dalam pembahasan gerak.
Berdasarkan teori relativitas khusus, transformasi Galileo hanya berlaku untuk kecepatan yang relative rendah, jauh lebih lambat dibanding kecepatan cahaya. Sementara menurut teori relativitas khusus, transformasi Lorentz berlaku umum untuk semua kecepatan. Namun setelah kita memasukkan postulat ketiga dalam redefinisi relativitas, bisa dibuktikan bahwa transformasi Galileo adalah transformasi inersia dan berlaku umum untuk semua kecepatan pengamat. Sementara itu, dalam transformasi Lorentz ditemukan pengabaian fundamental pada arah sebaran cahaya dari objek kepada pengamat yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kondisi tertentu dalam konsep koordinat ruang dan waktu.
Konsep Titik Materi dalam Dimensi Ruang dan Waktu :
Dalam konteks makrokosmos dan mikrokosmos, koordinat ruang dan waktu ditentukan oleh koordinat ruang dan koordinat waktu. Jika P dan P’ adalah suatu titik materi dalam dimensi ruang dan waktu, maka P dan P’ akan berada dalam koordinat yang sama persis, hanya dan hanya jika P adalah P’ itu sendiri. Karena jika P adalah materi yang berbeda dengan P’, maka dalam waktu yang sama akan selalu ada jarak antara P dengan P’ sedemikian hingga jarak P-P’ > 0 satuan jarak. Dengan demikian dalam titik original 0 seperti dalam gambar 1 berikut, jika materi P mewakili titik original dan P’ juga mewakili titik original yang sama dalam koordinat ruang dan waktu, hanya mungkin terjadi jika dan hanya jika P adalah P’ itu sendiri.

gambar 1 : Konsep Titik dalam Dimensi Ruang dan Waktu
Dalam konsep ini, titik materi P bisa memiliki jarak dengan P’ (materi yang sama dengan P), jika dan hanya jika berada dalam waktu yang berbeda sedemikian hingga waktu P-P’ ≠ 0. Materi P akan berada dalam ruang yang berbeda dalam waktu yang berbeda jika bergerak. Untuk rentang waktu tertentu dalam dimensi ruang, posisi koordinat P dan P’ bisa digambarkan seperti gambar 2 berikut.

Gambar 2 : Koordinat materi bergerak P dan O dalam waktu yang berbeda
Demikian juga dengan titik materi O (x,y,z), hanya mungkin menempati ruang dan waktu yang sama dengan titik materi O’(x’,y’,z’), jika dan hanya jika O adalah O’ itu sendiri. Dalam konsep ini, materi O akan memiliki jarak dengan O’, jika dan hanya jika berada dalam waktu yang berbeda sedemikian hingga waktu O-O’ ≠ 0. Materi O akan berada dalam ruang yang berbeda dalam waktu yang berbeda jika bergerak. Pada rentang waktu dalam dimensi ruang, posisi koordinat O dan O’ juga bisa digambarkan seperti gambar 2 di atas.
Jika koordinat ruang diwakili oleh koordinat x, y dan z, maka titik temu dalam koordinat ruang dan waktu selain harus memiliki nilai x, y dan z yang sama, juga harus berada dalam waktu yang sama. Begitu juga dengan titik mula kejadian dalam ruang dan waktu, hanya akan valid jika dan hanya jika dimulai dari koordinat ruang yang sama dan dalam waktu yang sama. Dengan kata lain, titik temu dan titik mula kejadian adalah suatu titik dalam koordinat ruang waktu sedemikian hingga nilai x, y, z dan t bernilai sama bagi pengamat atau objek tertentu.
1) Transformasi Galileo
Relativitas berhubungan dengan dua kerangka acuan yang saling bergerak dengan kecepatan konstan terdapat kerangka acuan “diam”, dan kerangka acuan “bergerak”.
Dapat dijelaskan situasi ini dengan menggunakan kerangka acuan inersia. dilukiskan dua buah kerangka acuan inersial. Kerangka acuan S yang berhubungan dengan pengamat diam di tepi rel, memiliki system koordinasi XYZ dengan titik dasar O. Kerangka acuan S’ yang berhubungan dengan pengamat dalam kereta, memiliki koordinat X’Y’Z’ relatif terhadap kerangka acuan S. Mula-mula (saat t =t’= 0), titik asal kedua acuan adalah berimpit. Dalam transformasi Galileo yang akan kita turunkan ini, selang waktu yang dicatat oleh pengamat di S di anggap sama dengan yang dicatat oleh yang dicatat oleh pengamat di S’. Jadi, t’=t.
(a) S, memiliki sistem kordinat XYZ dan S’, memiliki sistem kordinat X’Y’Z’
(b) Setelah selang waktu t, titik asal koordinat S’ berada sejauh v.t dari titik asal koordinat S .
Setelah selang waktu t, koordinat setiap benda (missal titik P) pada kerangka acuan S’ kita nyatakan dengan koordinat pada kerangka acuan S.
Sehingga :
O’P = OP – OO’
O’P adalah koordinat x’, OP adalah koordinat x, dan OO’ = v t, sehingga persamaan di atas menjadi :
x' = x – v t
Koordinat y dan z dari benda tidak berubah karena kerangka acuan S’ dibatasi hanya bergerak sepanjang sumbu X, dan tidak pada sumbu Y dan Z. oleh karena itu :
y' = y, z' = z
Jadi, Transformasi Galileo untuk koordinat dan waktu adalah :
x’ = x – vt
y’ = y
z’ = z
Sehingga :
t’ = t
Transformasi kebalikannya adalah :
x’ = x’ + vt
y = y’
z = z’
Sehingga :
t = t’
2). Transformasi Lorentz
Transformasi Galileo hanya berlaku untuk kecepatan yang relative rendah, jauh lebih lambat dibanding kecepatan cahaya.
Cahaya merambat dengan kecepatan tertentu, dalam ruang hampa sebesar c. Bagaimanapun cepatnya, untuk mencapai jarak tertentu cahaya memerlukan waktu tertentu juga. Jika jarak OP ≠ OP’, maka cahaya dari O tidak akan sampai dalam waktu yang sama di titik P dan P’.

Sebaran Cahaya Memerlukan Waktu Perambatan
. Jika jarak OP > OP’ seperti gambar di atas, dan jika waktu tiba cahaya di P’ adalah t1 dan waktu tiba cahaya di P adalah t2, maka bisa disimpulkan bahwa t2 > t1.
Karenanya jika ada materi yang bergerak dari koordinat P ke P’, pada saat cahaya merambat dari O ke P atau P’, kita akan selalu bisa menemukan bahwa materi tersebut sudah bergerak lebih lama dari ε waktu. Karenanya materi tersebut akan memiliki jarak dengan koordinat P. Konsekuensinya, materi tersebut akan sampai pada suatu titik dimana jarak materi tersebut ke P saat t1 akan lebih dekat dibanding jarak materi tersebut ke P saat t2.
Begitu juga dengan benda yang bergerak dari koordinat O. Ketika cahaya tiba di P’ dalam waktu t1, benda tersebut sudah bergerak dalam waktu yang lebih lama dari ε waktu. Karenanya benda tersebut akan memiliki jarak dengan koordinat O. Dan saat cahaya sampai di P dalam waktu t2, benda tersebut akan berada dalam jarak yang lebih jauh dari O.

Transformasi Lorentz
Transformasi Lorentz menggunakan arah sebaran cahaya dalam salah satu sumbu ruang, misalnya sumbu x. Posisi O menurut pengamat P yang diam adalah x dan posisi O menurut pengamat P’ yang bergerak adalah x’.
Seperti disarankan dalam RSTR, dalam pembahasan gerak relative, kita harus memperhatikan fakta bahwa cahaya menyebar dari objek menuju pengamat. Dengan memperhatikan arah sebaran cahaya dari objek menuju pengamat, kita bisa melihat bahwa dalam transformasi Lorentz yang selama ini dikenal, terdapat kesalahan fundamental dalam hal pengabaian arah sebaran cahaya. Pengabaian ini membuat titik temu P’, yang bergerak, dianggab sebagai titik temu dari kejadian Vp.t dan c.t’, meskipun kedua kejadian tersebut berada dalam waktu yang berbeda.
Sesuai dengan prinsip dilasi waktu, untuk pengamat dan objek yang bergerak, jika t dan t’ dimulai dari waktu 0 yang sama, maka t ≠ t’. Konsekuensinya, titik temu P’ akan menyalahi konsep titik temu koordinat ruang dan waktu seperti dipaparkan dalam pembahasan dibagian awal tulisan ini. Untuk mengatasi ini, Lorentz memperkenalkan variable k sebagai penyama persamaan, sedemikian hingga bisa dituliskan persamaan berikut :
c.t’ = k(c.t – vp.t) ………………(1)
Tetapi walau bagaimanapun hal ini tidak akan menghasilkan kesimpulan yang valid, karena titik P’ yang bergerak tidak bisa disebut sebagai titik temu dalam dimensi ruang dan waktu untuk dua kejadian Vp.t dan c.t’ karena t ≠ t’.
P’ hanya akan merupakan titik temu dari dua kejadian dalam waktu yang berbeda, jika dan hanya jika P’ diam. Selain itu sesuai dengan konsep titik materi dalam koordinat ruang dan waktu, jika P’ adalah pengamat yang semula dalam satu koordinat dengan P, tentu P adalah P’ itu sendiri. Konsekuensinya ketika P’ berada dalam koordinat ruang yang berbeda dengan P, maka tentu P’ berada dalam waktu yang berbeda dengan P. Karenanya penggambaran O dan O’ dalam transformasi Lorentz dalam rentang waktu yang sama dengan P dan P’, hanya akan berada dalam koordinat ruang yang sama jika dan hanya jika O adalah diam.

Transformasi Lorenz valid untuk kondisi P dan O diam.
Dalam kondisi P dan O diam atau relative diam, maka persamaan (1) konsep dasar transformasi Lorentz akan menjadi :
c.t’ = k(c.t) ………….(2)
Dan k akan bernilai 1, sehingga persamaan (2) akan menjadi :
t’ = t ……………..(3)
Dengan demikian menurut RSTR, bisa disimpulkan bahwa penurunan transformasi Lorentz hanya valid untuk kondisi pengamat dan objek yang diam.
Dalam penggambaran penurunan transformasi Lorentz, seperti dalam gambar 5, jika posisi P dalam waktu yang berbeda berada dalam koordinat yang berbeda (P’), maka untuk objek O yang bergerak maka O’ harus berada dalam koordinat ruang yang berbeda juga.

Koreksi transformasi Lorentz jika objek bergerak.
Vp adalah kecepatan inersia P, Vo adalah kecepatan inersia O, t adalah waktu inersia yang berlaku sama bagi P dan O, dan t’ adalah waktu pengamatan. Dengan demikian untuk gerak dalam sumbu tersebut, akan didapatkan persamaan :
Vp.t’+c.t’ = c.t+vo.t ………………..(4)
Sebagai pengganti persamaan (1) yang merupakan dasar penurunan transformasi Lorentz untuk sumbu yang sama. Dengan cara ini, transformasi Lorentz yang semula mengabaikan arah gerak sebaran cahaya dari objek kepada pengamat, bisa direvisi.

Sangkakala Kajian Islam dan Kajian Fisika

“Sebelum kiamat datang, apa yang sekarang di lakukan oleh malaikat Isrofil?” Mungkin yang ada di benak kita malaikat Isrofil itu seperti sesosok seniman yang asyik mengelap terompet kecilnya sebelum tampil diatas panggung. Sebenarnya seperti apa sih terompetnya at...au yang biasa juga dikenal dengan sangkakala malaikat Isrofil itu?
Sekitar enam tahun silam sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap alam semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya ini sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta berbentuk bulat bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar saja.
Menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang bernama “Wilkinson Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), mereka mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan karena menurut hasil penelitian tersebut alam semesta ini ternyata berbentuk seperti terompet.
Di mana pada bagian ujung belakang terompet (alam semesta) merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable).

Bentuk Alam Semesta
Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda :
“Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah.
Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?”
Jawab Rasulullah : “Bagaikan tanduk dari cahaya.”
Saya tanya : “Bagaimana besarnya?”
Jawab Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat Isrofil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuk laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang-orang jaman dahulu yang terbuat dari tanduk.

Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang dari alam nyata hingga alam ghoib.
Jika keshohihan hadits di atas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP akurat dan bisa dipertanggungjawabkan maka bisa dipastikan bahwa kita ini bak rama-rama yang hidup di tengah-tengah kaldera gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja.

Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu dalam surah An Naml ayat 87 :
“Dan pada hari ketika terompet di tiup, maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadapNya dengan merendahkan diri.”
Makhluk langit saja bisa terkejut apalagi makhluk bumi yang notabene jauh lebih lemah dan lebih kecil. Pada sambungan hadits di atas ada sedikit preview tentang seperti apa keterkejutan dan ketakutan makhluk bumi kelak.
“Pada saat tergoncangnya bumi, manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya, anak-anak jadi beruban dan setan-setan berlarian.”

Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, jika terompetnya saja sebesar itu, lalu sebesar apa si peniupnya dan lebih dashsyat lagi, bagaimana dengan Sang Penciptanya? Allahu Akbar!

Wallahua'lam Bisshowa.

Halley dan Newton

Setiap orang tahu penemuan Isaac Newton yang terkenal-hasil dari buah apel yang jatuh-dan bagaimana Newton memperkenalkan hukum gravitasi dan merombak pelajara astronomi secara besar-besaran dan menyeluruh.
Namun,hanya sedikit yang tahu bahwa jika bukan karena Edmund Halley, dunia tidak akan pernah mendengar tentang Newton. Halley adalah orang yang menentang Newton untuk memikirkan teori-teori awalnya secara menyeluruh. Dia memperbaiki kesalahan matematis Newton dan mempersiapkan angka-angka geometris untuk keraguan Newton untuk menulis karya besarnya yaitu "Mathematical Principles of Natural Philosophy". Halley-lah yang menyuting dan mengawasi publikasinya, membiayai percetakannya walaupun Newton lebih kaya dan lebih mampu.
Para ahli sejarah menyebutkan hubungan Halley dan Newton sebagai satu contoh hubungan paling tidak egois dalam dunia ilmu pengetahuan. Newton nyaris mulai memetik imbalan-imbalan karena keterkenalannya; sedangkan Halley hanya mendapat sedikit pujian. Dia betul-betul menggunakan prinsip-prinsip yang digunakan Newton untuk meramal orbit dan kembalinya komet yang kemudian disebut dengan namanya, namun karena komet Halley hanya terlihat 76 tahun sekali, hanya sedikit orang yang mengenal namanya.
Namun, Halley tidak peduli siapa yang akan dipuji sepanjang itu demi kemajuan ilmu pengetahuan.Dia puas untuk hidup tanpa popularitas.
Terkadang penghargaan dari apa yang kita kerjakan melebihi pengakuan yang kita anggap selayaknya kita miliki.

Planet X Tidaklah Menakutkan

Jadi, dari mana Nibiru ini berasal? Pada tahun 1976, sebuah buku kontroversial berjudul The Twelfth Planetatau Planet Kedua belas ditulis oleh Zecharian Sitchin. Sitchin telah menerjemahkan tulisan-tulisan kuno Sumeria yang berbentuk baji (bentuk tulisan yang diketahui paling kuno). Tulisan berumur 6.000 tahun ini mengungkapkan bahwa ras alien yang dikenal sebagai Anunnaki dari planet yang disebut Nibiru, mendarat di Bumi. Ringkas cerita, Anunnaki memodifikasi gen primata di Bumi untuk menciptakan homo sapiens sebagai budak mereka.
Ketika Anunnaki meninggalkan Bumi, mereka membiarkan kita memerintah Bumi ini hingga saatnya mereka kembali nanti. Semua ini mungkin tampak sedikit fantastis, dan mungkin juga sedikit terlalu detail jika mengingat semua ini merupakan terjemahan harfiah dari suatu tulisan kuno berusia 6.000 tahun. Pekerjaan Sitchin ini telah diabaikan oleh komunitas ilmiah sebagaimana metode interpretasinya dianggap imajinatif. Meskipun demikian, banyak juga yang mendengar Sitchin, dan meyakini bahwa Nibiru (dengan orbitnya yang sangat eksentrik dalam mengelilingi Matahari) akan kembali, mungkin pada tahun 2012 untuk menyebabkan semua kehancuran dan terror-teror di Bumi ini. Dari “penemuan” astronomis yang meragukan inilah hipotesis Kiamat 2012 Planet X didasarkan. Lalu, bagaimanakah Planet X dianggap sebagai perwujudan dari Nibiru?
Kemudian terdapat juga “penemuan katai coklat di luar Tata Surya kita” dari IRAS pada tahun 1984 dan “pengumuman NASA akan planet bermassa 4-8 massa Bumi yang sedang menuju Bumi” pada tahun 1933. Para pendukung hipotesis kiamat ini bergantung pada penemuan astronomis tersebut, sebagai bukti bahwa Nibiru sebenarnya adalah Planet X yang telah lama dicari para astronom selama abad ini. Tidak hanya itu, dengan memanipulasi fakta-fakta tentang penelitian-penelitian ilmiah, mereka “membuktikan” bahwa Nibiru sedang menuju kita (Bumi), dan pada tahun 2012, benda masif ini akan memasuki bagian dalam Tata Surya kita, menyebabkan gangguan gravitasi.
Dalam pendefinisian yang paling murni, Planet X adalah planet yang belum diketahui, yang mungkin secara teoretis mengorbit Matahari jauh di balik Sabuk Kuiper. Jika penemuan beberapa hari lalu memang akhirnya mengarah pada pengamatan sebuah planet atau Plutoid, maka hal ini akan menjadi penemuan luar biasa yang membantu kita memahami evolusi dan karakteristik misterius bagian luar Tata Surya kita.

Embrio Bintang

Ditemukan sebuah calon bintang raksasa dengan massa yang jauh lebih besar dibandingkan Matahari. Ia kini sedang tumbuh dalam sebuah gelembung gas di tata surya ini. Embrio bintang tersebut terekam oleh teleskop Herschel milik Badan Luar Angkasa Eropa (ESA).
Bintang tersebut bisa kita sebut sebagai sang Matahari baru karena jika di perhatikan dan di teliti untuk ukuran jika sudah terbentuk nanti bisa saja besar nya akan melebihi matahari yang sudah ada dalam susunan tata surya bima sakti kita
Berita luar angkasa dari hasil tangkapan Teleskop Herschel cukup membuat perhatian lebih para peneliti di dunia, karena teleskop tersebut berhasil menangkap embrio bintang baru yang berada di tata surya kita. Bintang tersebut bisa kita sebut sebagai sang Matahari baru. Karena, jika di perhatikan dan di teliti untuk ukurannya apabila sudah terbentuk, maka nantinya bisa saja besar embrio bintang ini akan melebihi Matahari yang sudah ada dalam susunan tata surya kita.
Diberitakan dari laman stasiun televisi BBC, citra gelembung gas yang disebut RCW 120 itu dirilis beberapa hari menjelang peringatan satu tahun peluncuran teleskop Herschel ke orbit.

Detektor inframerah milik Herschel, mampu melihat materi bersuhu rendah yang bisa melahirkan bintang. Citra seperti RCW 120 akan membantu menjelaskan, bagaimana proses sebuah bintang raksasa terbentuk. Calon bintang raksasa dalam citra teleskop tersebut tampak seperti sebuah gumpalan putih di tepi bawah gelembung. Embrio itu diperkirakan bisa tumbuh menjadi salah satu bintang terbesar dan yang paling cerah di galaksi dalam ratusan ribu tahun mendatang.
Calon bintang raksasa tersebut sudah memiliki massa sekitar delapan hingga sepuluh kali lebih besar dibanding massa Matahari, dan dikelilingi begitu banyak material.
Bila lebih banyak gas dan debu berjatuhan di bintang tersebut, objek itu berpotensi menjadi salah satu objek raksasa dalam Galaksi Bima Sakti, dan akan berpengaruh bagi lingkungan sekitarnya.
“Ini merupakan bintang besar yang mengontrol evolusi kimia dan kedinamisan galaksi,” terang ilmuwan Herschel, Dr. Annie Zavagno, dari Laboratoire d’Astrophysique de Marseille.
“Ini merupakan bintang besar yang menciptakan elemen berat, seperti besi dan elemen-elemen tersebut akan berada di ruang antar bintang. Dan karena bintang-bintang besar mengakhiri hidup mereka dengan ledakan supernova, mereka juga menyuntikkan energi besar ke galaksi,” lanjut Zavagno.


Herschel memiliki kemampuan unik, yakni mampu melihat proses fisik yang tidak bisa dilakukan teleskop lain. Teleskop Hubble misalnya, tidak bisa melihat secara detail seperti yang dihasilkan Herschel.
Embrio bintang baru cikal bakal bayi matahari ini disinyalir lebih besar 10 kali dari matahari kita dan bisa terbentuk dengan sempurna menjadi seperti matahari dengan jarak waktu sekitar 100 tahun lagi.

Kalau kita lihat sang calon bintang raksasa ini dalam citra teleskop tersebut tampak seperti sebuah gumpalan putih di tepi bawah gelembung. Embrio itu diperkirakan bisa tumbuh menjadi salah satu bintang terbesar dan yang paling cerah di galaksi dalam ratusan ribu tahun mendatang.
Menurut para peneliti juga di sinyalir calon bintang besar seperti matahari ini memiliki massa sekitar delapan hingga sepuluh kali lebih besar dibanding massa Matahari, dan dikelilingi begitu banyak material. Info menyatakan jika saja ada banyak gas dan debu berjatuhan di embrio bintang baru tersebut maka objek baru luar angkasa ini mempunyai potensi untuk menjadi salah satu objek besar atau raksasa dalam Galaksi Bima Sakti, katanya juga jika saja ini terjadi maka kehadiran dari bintang baru pesaing dari matahari tersebut dapat mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar.
Ilmuwan Herschel, Dr. Annie Zavagno, dari Laboratoire d’Astrophysique de Marseille menyatakan, “Ini merupakan bintang besar yang mengontrol evolusi kimia dan kedinamisan galaksi,” ia juga menambahkan lagi “Ini merupakan bintang besar yang menciptakan elemen berat seperti besi dan elemen-elemen tersebut akan berada di ruang antar bintang. Dan karena bintang-bintang besar mengakhiri hidup mereka dengan ledakan supernova, mereka juga menyuntikkan energi besar ke galaksi.”
Sedangkan menurut para pakar agama diantaranya Ustadz Jefri Al-Buchori : “Wallahu a’lam, semua bisa terjadi di muka bumi, tiada yang tak mungkin karena semua terjadi atas kehendak Allah. Jika benar bintang baru ini bisa membesar layaknya matahari, mungkin inilah bintang pertama yang akan terbit dari arah terbenamnya matahari. Inilah yang dinamakan qiamat qubra.”Beliau menegaskan kembali pada khalayak umum “Pada saat bintang itu muncul dari ufuk barat, maka tiada seorangpun yang akan diterima taubatnya oleh Allah karena pada waktu itulah pintu taubat ditutup. Ini bukan opini saya namun ini Hadits Sahih dari Rasulullah”

Embrio bintang baru cikal bakal bayi matahari ini disinyalir lebih besar 10 kali dari matahari kita dan bisa terbentuk dengan sempurna menjadi seperti matahari dengan jarak waktu sekitar 100 tahun lagi.
Embrio itu diperkirakan bisa tumbuh menjadi salah satu bintang terbesar dan yang paling cerah di galaksi dalam ratusan ribu tahun mendatang.

Tidak ada yang istimewa jika kita lihat secara seksama, hanya berupa gumpalan putih. Tapi yang namnya bayi pasti butuh waktu untuk menjadi dewasa, bukan kayak manusia umur 20 tahun saja bisa dianggap dewasa. Beda dengan bayi matahari ini, bisa butuh waktu ratusan ribu tahun untuk menjadi bintang baru. Diprediksi embrio ini bakal jadi bintang yang sangat cerah sekali, namun pendapat ini belum tentu benar.

Kalo tidak lihat sendiri nggak afdol rasanya. Makanya pendapat mengenai bayi matahari ini cukup buat informasi saja,
Menurut info detektor inframerah yang di miliki oleh Teleskop Herschel mampu menangkap materi suhu rendah yang bisa melahirkan bintang, RCW 120 atau citra gelembung gas disinyalir dapat membantu untuk menjelaskan bagaimana proses sebuah bintang raksasa terbentuk.



Teleskop Herschel memiliki kemampuan unik yakni mampu melihat proses fisik yang tidak bisa dilakukan teleskop lain. Teleskop Hubble misalnya, tidak bisa melihat secara detail seperti yang dihasilkan Hersch
Teori terbentuknya Embrio Matahari Kita
Sekitar 4,6 x 109 tahun yang lalu, di salah satu kaki galaksi Bimasakti, terdapatlah partikel-partikel bermuatan seperti proton dan elektron, atom-atom ringan seperti hidrogen dan helium, serta atom-atom berat seperti besi dan magnesium.
Awalnya mereka saling berjauhan, berwujud gas, kemudian gravitasi menyatukan mereka membentuk plasma raksasa yang disebut kabut Nebula.
Mereka bergerak saling mendekat, tidak untuk bersatu tetapi saling memutari satu dan yang lainnya. Dari jauh kabut Nebula terlihat seperti cakram yang berpusing tepat di titik pusatnya. Lama-kelamaan, bagian tengahnya membesar, membentuk seperti bola, sedangkan bagian tepinya pipih seperti pinggiran piring.
Tekanan gravitasi bertambah besar sehingga mampu memaksa atom hidrogen yang ringan bersatu dengan atom hidrogen yang lain membentuk atom yang lebih berat, atau kita kenal dengan reaksi fusi. Reaksi fusi ini menghasilkan ledakan yang dahsyat yang kita kenal dengan ledakan nuklir. Bersama ledakan, dihasilkan energi berupa cahaya dan panas.
Ledakan demi ledakan terjadi, membuat bagian tengah berpijar seperti lampu petromak. Atom-atom hidrogen ditarik ke bagian tengah, seperti minyak petromaks yang ditarik ke atas oleh sumbunya untuk siap dibakar. Bagian tengah yang berpijar itulah embrio Matahari kita.

Sementara atom-atom yang berat terpinggirkan ke bagian tepi, berbenturan satu dengan yang lain membentuk materi yang lebih besar yang kemudian menjadi embrio planet-planet.
Pada saat Matahari muda telah memiliki bahan bakar hidrogen yang lebih dari cukup, reaksi fusi terjadi serempak di sekujur kulitnya, menghasilkan ledakan yang jutaan kali lebih dahsyat dari sebelumnya dan melontarkan materi-materi yang ada di pinggiran cakram kabut Nebula tadi.
Materi-materi tersebut terlontar sembari terus tetap mempertahankan gerak putaran awalnya, yaitu berlawanan arah jarum jam kalau kita lihat dari atas. Ikut bersama materi-materi tersebut gumpalan gas-gas yang tidak ditarik atau belum sempat tertarik oleh Matahari muda. Gas-gas ini membungkus materi tersebut.
Sebagian materi-materi tersebut akhirnya membentuk planet, dan gas yang membungkusnya menjadi atmosfer untuk setiap planet. Sementara sebagian yang lain menjadi meteor, asteroid, dan bulan. Oleh sebab itu, sebagian astronom mengatakan bahwa planet-planet dan segala yang mengitari Matahari adalah anak-anak Matahari.
Artinya jika itu memang embrio bintang yang sedang terbentuk dan bisa tumbuh menjadi salah satu bintang terbesar dan yang paling cerah di galaksi dalam ratusan ribu tahun mendatang (melebihi matahari) pastinya sebelum menjadi seperti itu, akan terjadi ledakan-ledakan (proses terbentuknya lebih dahsyat dari proses pembentukan matahari) yang mampu menyapu galaksi kita ini terlebih dahulu.lalu membentuk susunan-susunan baru. dengan kata lain galaksi baru akan terbentuk, dan galaksi kita yang sekarang ini akan menjadi bagian dari galaksi yang baru tersebut, tentunya dengan kondisi yang berbeda atau terjadi kehancuran terlebih dahulu di galaksi
Herschel memiliki kemampuan unik yakni mampu melihat proses fisik yang tidak bisa dilakukan teleskop lain. Teleskop Hubble misalnya, tidak bisa melihat secara detail seperti yang dihasilkan Herschel.
Gambar dari Observatorium Antariksa Herschel, Eropa ini, menunjukkan awan yang berafiliasi dengan Nebula Rosette, bakal bintang yang jaraknya sekitar 5.000 tahun cahaya dari Bumi dalam gugusan bintang Monoceros atau Unicorn.
Herschel menghimpun cahaya inframerah yang dipancarkan oleh butiran debu. Lumuran cahaya berdebu tersebut mengandung embrio bintang raksasa, yang akan tumbuh hingga 10 kali massa matahari kita. Bintik-bintik kecil dekat pusat gambar itu massanya lebih rendah dibandingkan embrio-embrio bintang tersebut.
Gambar ini merupakan penggabungan tiga warna yang menunjukkan panjang gelombang inframerah 70 mikron (biru), 160 mikron (hijau), dan 250 mikron (merah).Dibuat dari pengamatan kamera dan spektometer Fotokonduktor Array Herschel serta Penerima Gambar Fotometrik dari beberapa instrument.
Herschel merupakan misi utama ESA, lewat instrument ilmu pengetahuan yang disediakan oleh sejumlah lembaga konsorsium Eropa dengan melibatkan NASA.

Berbincang tentang asal muasal matahari, kita mulai sekitar 5 miliar tahun yang lalu. Saat itu matahari dan kesembilan tata surya belum lahir. Di angkasa luar terdapat banyak awan gas dan debu yang melayang-layang. Para ilmuan berpendapat, bahwa awan gas itu, yang terutama berisi hydrogen, berputar-putar lambat. Saat semakin banyak gas dan debu terkumpul, awan mulai menarik dirinya sendiri ke dalam. Gaya yang membuat awan itu menciut adalah grafitasi. Di dalam awan, partikel tertarik pada partikel lainnya, dan mulai saling merapat.

Saat awan memadat, ia mulai berputar lebih cepat, seperti atlit ice skating yang merapatkan tangannya ke tubuhnya. Pusat awan mulai menggembung, saat semakin banyak material terkumpul di sana. Dan bagian luar awan memipih. Bentuknya menyerupai pizza dengan bola melekat di tengahnya. Tanpa sebuah tangisan, sang bayi matahari pun lahir ke alam semesta.

Bayi tersebut kemudian tumbuh dan berkembang. Dari bola gas gelap menjadi bintang panas berapi. Hal itu berlangsung sangat lama, selama beribu-ribu tahun. Setelah besar dan dewasa matahari menjadi sumber energy utama bagi kehidupan di bumi. Hal tersebut tak lepas dari hasil fusi yang terjadi di inti matahari. Fusi itu sendiri merupakan sejenis ledakan terus menerus yang terkendali. Saat ini, 4 juta ton hydrogen diubah menjadi helium setiap detik, dalam setiap menit, dalam setiap hari. Dan cahaya yang memancar sama dengan 4 triliun triliun bola lampu. Dasyat!

Tetapi matahari hanya mempunyai persediaan hydrogen yang terbatas. Sebagaimana manusia, matahari lahir menjadi tua dan akhirnya mati. Pada usia 4,6 miliar tahun, matahari adalah bintang setengah baya. Para ilmuan memperkirakan bahwa matahari memiliki sisa umur 5 atau 6 miliar tahun lagi.

Dari matahari kita semakin memahami bahwa tiada kehidupan yang abadi. Juga tidak ada makhluk yang tercipta sempurna.
Asal usul bintang
Setiap tahun, bintang-bintang terbentuk di dalam nebula yang sekaligus merupakan bahan
bakarnya. Melalui reaksi nuklir yang luar biasa, bintang mengonsumsi miliaran ton bahan
bakar setiap detik. Cadangan hidrogen Matahari sangat besar sekitar 2.000 miliar miliar ton
sehingga reaksi nuklir yang telah terjadi sejak 5 miliar tahun yang lalu tetap berlanjut
selama itu juga.
Bintang terlahir di dalam awan hidrogen dan debu yang sangat besar yang disebut nebula.
Ledakan sebuah atau beberapa bintang di sekitarnya mempengaruhi nebula dan gravitasi
mulai memegang peranan. Awan lambat laun berkontraksi di bawah pengaruh gravitasi,
dan materi akan menggumpal secara alami. Awan mulai berotasi dan temperaturnya
meningkat. Embrio bintang (protostar ) terbentuk. Dalam waktu yang singakat, reaksi
nuklir pun terjadi. Protostar kemudian menjadi sebuah bintang yang akan bersinar sampai
seluruh cadangan hidrogen yang dimilikinya berubah menjadi helium. Di inti bintang terjadi reaksi nuklir, tekanan di dalam bintang dapat menghasilkan
temperatur hingga 15 miliar derajat, seperti Matahari. Dengan kondisi ini, inti hidrogen
(proton) akan bergabung untuk membentuk inti hidrogen berat. Inti berat tersebut akan
bergabung dengan proton lainnya., untuk membentuk inti helium ringan. Akhirnya dua inti
helium ringan akan bergabung untuk membentuk helium biasa yang terdiri dari dua proton
dan dua netron. Pada setiap tahap, energi dipancarkan dalam bentuk cahaya.
Bintang Majemuk
2/3 dari bintang di galaksi kita merupakan sistem bintang yang terdiri dari dua bintang atau
lebih saling mengorbit satu sama lain akibat interaksi gaya tarik-menarik gravitasi.
Sebagian besar bintang berkembang di dalam satu grup yang terdiri dari dua, tiga bahkan
tujuh bintang.
Bintang Massa Rendah
Meskipun tampak tidak berubah, bintang mengalami sejumlah perubahan yang nyata.
Kehidupan bintang ditentukan oleh massanya. Matahari, bintang berukuran sedang,
memerlukan 10 miliar tahun untuk mengubah hidrogen menjadi helium, dan mengakhiri
hidupnya sebagai katai putih. Bintang yang lebih kecil memerlukan waktu puluhan hingga
ratusan miliar tahun untuk menghabiskan bahan bakarnya sebelum kematiannya.
Bintang dilahirkan dari awan hidrogen dan debu yang disebut Nebula, sedikit demi sedikit
awan mulai berkontraksi, peningkatan tekanan mengakibatkan temperatur naik. Sebuah
protostar terbentuk dan memerlukan waktu hingga 100 miliar tahun untuk menjadi sebuah
bintang. Jika protostar tidak memiliki cukup massa untuk membangkitkan reaksi nuklir, ia
akan menjadi katai cokelat. Protostar dengan massa yang cukup akan memicu proses fusi
temonuklir dan mengawali kehidupan dewasanya sebagai bintang deret utama.
Setelah miliar tahun, bintang tersebut akan berubah menjadi raksasa merah dengan
diameter 100 diameter matahari danratusan kali lebih terang. Lambat laun, lapisan bagian
luar raksasa merah terlontar ke angkasa dan membentuk planetari nebula selama 1 miliar
tahun.
Kemudian inti bintang akan terus berkontraksi hingga menjadi seukuran Bumi dan menjadi
katai putih, obyek dengan kerapatan luar biasa. Jika kti putih memiliki bintang pasangan,
akan menarik materialnya dan akan menjadi nova 1 yang sangat terang. Bintang akan
meredup hingga tidk bersinar kembali. Setelah beberapa miliar tahun akan menjadi bintang
mati, katai gelap.
Di akhir hidupnya, bintang bermassa kecil menjadi katai putih, sisa dari sebuah bintang
terang, namun sangat padat.
Katai putih yang berubah menjadi sebuah bintang yang sangat terang secara tiba-tiba
disebut sebagai bintang baru. Diperkirakan terdapat puluhan nova yang terbentuk setiap
tahunnya di galaksi Bimasakti. Proses yang menyebabkan terjadinya nova dapat terjadi
ketika sebuah bintang katai putih dekat dengan bintang lainnya. katai putih terkadang
mengisap materi bintang pasangannya. Materi tersebut berakumulasi di sekitar
permukaannya dan membentuk sebuah cakram akresi.
Peningkatan temperatur menyebabkan ledakan besar. Nova tampak terng di langit. Dalam
satu tahun, bintang baru tersebut memancarkan energi lebih banyak dari yang dipancarkan
Matahari selama satu juta tahun.
Bintang Gagal
Katai coklat lebih besar dari planet. Namun, massanya terlalu kecil untuk memicu
terjadinya reaksi nuklir.
Bintang Masif
Bintang-bintang masif menempuh evolusi yang berbeda dengan bintang kecil. Kehidupan
bintang masif lebih singkat, tetapi lebih spektakuler, di setiap tahap kehidupannya, selalu
lebih terang dari bintang kecil, dan proses setiap tahapnya lebih cepat karena pembakaran
intinya lebih cepat. Adapun bintang kecil memerlukan waktu miliaran tahun utnuk
mengubah hidrogen menjadi helium. Bintang masif hanya memerlukan beberapa juta
tahun, kemudian meledak menjadi super nova. Bintang masif mulai mengubah hirogen
menjadi helium melalui fusi, dan helium menjadi karbon. Proses ini menghasilkan unsurunsur berat pertama hingga besi, yang membentuk inti bintang. Temperatur akan
meningkat hingga miliaran derajat. Inti bintang yang sangat tebal membentuk rintangan
yang melontarkan benda-benda di lapisan luar. Ledakan kolosal yang terjadi dimana unsur
kimia yang lebih berat dari unsur besi terbentuk. Supernova kemudian melontarkan ke luar
angkasa unsur-unsur yang akan memegang peran dalam menbentuk kehidupan.
Bintang Netron dan Pulsar
Bintang netron terbentuk dari netron yang memadat, yang dihasilkan dari kombinasi
elektron dan proton ketika supernova meladak. Sebuah pulsar adalah bintang netron yang
berotasi sangat cepat, memancarkan sinyal gelombang radio secara tetap. Dua kutub
bintang memiliki bidang magnet yang sangat kuat dimana masing-msing kutub
menghasilkan pancaran elektromagnetik.
Gugus Bintang
Bintang-bintang terlahir bersama di dalam tempat pemijahan bintang,awan yang
mengandung banyak bintang. Gugus bintang yang dapat diamati yaitu gugus terbuka dan
gugus bola
• Gugus Terbuka
Gugus ini terdiri dari kelompok bintang yang tak beraturan. Beberapa ratus hingga
beberapa ribu bintang dan berada di area kecil. Star nursery adalah temept dimana
kita dapat mengamati bintang yang baru yang berusia beberapa juta tahun.
Sejumlah besar bintang biru, yang memiliki kala hidup singkat, ditemukan di gugus
seperti ini. Karena gugus terbuika juga mengandung banyak gas dan debu.
• Gugus Bola
Gugus bola merupakan sekumpulan bintang berbentuk bola yang terdiri dari ratusan
ribu atau jutaan bintang. Tidak seperti gugus terbuka, gugus bola mengandung
bintang-bintang tua dan beberapa bintang raksasa biru. Tipe gugus ini juga hampir
kosong dari gas dan debu antarbintang. Kerapatan bintangnya puluhan kali dari
kerapatan gugus terbuka.
Sama halnya munculnya supernova yang merupakan bintang raksasa berwarna merah.
“1a” atau yang disebut juga “bintang zombie” diyakini merupakan sejenis bintang induk yang tak terduga, menurut penelitian baru yang dipublikasikan “Science” pada 12 Agustus.
Temuan itu mengungkapkan bahwa keluarnya aliran gas dari asal usul supernova merupakan karakteristik dari angin bintang yang diemisikan oleh bintang raksasa merah. Raksasa merah adalah bintang raksasa dengan massa rendah yang sedang mengalami tahap akhir evolusi bintang.
Supernova adalah ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan energi melebih ledakan nuklir kataklismik (nova). Peristiwa supernova ini menandai berakhirnya riwayat suatu bintang. Bintang yang mengalami supernova akan tampak sangat terang, sehingga mereka dapat digunakan sebagai standar intensitas cahaya untuk menentukan jarak dalam alam semesta, dan juga untuk mengukur energi gelap ruang angkasa.
Sebelumnya, para astronom tidak yakin tentang penyebab ledakan ini, dan apakah mereka semua memiliki asal-usul yang sama atau tidak.
Teori populer menyatakan bahwa bintang induk dari ledakan ini adalah bintang kerdil putih dalam sistem biner dengan bintang penuntun, yang bisa jadi merupakan bintang kerdil putih lain.
“Karena kami tidak mengetahui apa yang sebenarnya meledak, sehingga kami tidak begitu paham mengapa mereka semua tampak begitu mirip,” ujar penulis studi, Josh Simon dari Obervatorium Carnegie dalam sebuah siaran pers.
“Itu menimbulkan kemungkinan bahwa supernova tipe 1a yang terjadi 7 miliar tahun lalu, yakni satu-satunya yang memungkinkan kita untuk mengukur gaya tolak-menolak yang kita sebut energi gelap, mungkin berbeda dengan beberapa cara yang hampir tidak kentara dari yang terjadi sekarang,” tambahnya.
Ilmuwan ingin memahami seperti apa sistem bintang induk itu sebelum ledakan, untuk menentukan asal-usul terangnya, serta untuk memastikan tidak ada kesalahan berikutnya dalam menghitung energi gelap.
Tim ilmuwan internasional telah mempelajari 41 supernova tipe 1a dengan mengukur kecepatan fluks (berkas cahaya yang menembus luas permukaan) dalam awan gas natrium. Mereka menemukan bahwa sebagian besar supernova ini menunjukkan gas natrium yang mengalir menjauh dari ledakan dan menuju Bumi.
“Jika sistem bintang mula-mula terdiri dari dua bintang kerdil putih sebelum supernova, maka di sana seharusnya tidak ada natrium apapun,” kata Nidia Morrell dari Observatorium Carnegie dalam rilisnya.
“Kenyataannya bahwa kami mendeteksi natrium yang menunjukkan bahwa salah satu bintang-bintang itu seharusnya bukan bintang kerdil putih,” tambahnya.
Simon menjelaskan bahwa kecepatan yang rendah dan sempitnya fitur menyatakan bahwa material yang dekat dengan supernova dikeluarkan sebelum ledakan.
“Khususnya, gas dengan karakteristik ini adalah ciri dari angin bintang yang dihembuskan oleh bintang induk raksasa merah, bukan bintang kerdil putih,” ujar Simon menyimpulkan.
Dari informasi tersebut timbul beberapa pertanyaan:
1. Mungkinkah embrio bintang tersebut akan benar-benar menjadi bintang?
2. Jika ia menjadi bintang apakah mungkin menjadi bintang terbesar dan tercerah di Bima Sakti?
3. Dimana sebenarnya letak embrio bintang tersebut? Berapa satuan astronomi dari Bumi kita?
4. Apa yang akan terjadi dengan Bumi dan Tata Surya jika memang embrio tersebut menjadi bintang?
Mari kita jawab satu per satu…
1. Dari informasi diatas disebutkan bahwa embrio tersebut saat ini sudah memiliki massa 8-10 kali massa Matahari. Dengan massa demikian mungkinkah dia menjadi bintang? Jawabannya teramat sangat mungkin sekali. Karena syarat minimal sebuah embrio/proto bintang bisa menjadi bintang adalah jika ia memiliki massa minimal 0,08 massa Matahari. Dengan massa 8-10 kali massa Matahari, maka embrio tersebut sudah sangat layak menjadi bintang.
2. Jika menjadi bintang, mungkinkah ia menjadi yang terbesar di Bima Sakti? Seperti kita ketahui embrio tersebut kabarnya memiliki massa 8-10 kali massa Matahari saat ini, massa embrio tersebut masih mungkin bertambah, tapi rasanya peningkatan massanya tak akan terlalu signifikan dari massanya yang sekarang. Jikalau kita asumsikan embrio tersebut terus berkembang hingga massanya bertambah dua kali lipat dari sekarang (max 20kali massa Matahari), maka mungkinkah bintang tersebut menjadi yang terbesar di Bima Sakti? Jawabannya TIDAK. Kenapa? Karena bintang bermassa terbesar saat ini dipegang oleh R136a1 dengan massa 265-320 massa matahari. Dengan massa 8-10 kali massa Matahari, masih sangat jauh untuk embrio tersebut menyandang gelar bintang termassif. Sebagai catatan, massa maksimal yang bisa dicapai oleh sebuah bintang adalah massa pada saat ia lahir, setelah itu bintang akan terus kehilangan massanya akibat reaksi fusi yang dialaminya. Bahkan ada beberapa hal yang cukup memberatkan bagi embrio tersebut untuk menjadi bintang massif.Selama ini bintang-bintang massif terletak dekat dengan pusat galaksi, pada daerah tersebut sangat mendukung terbentuknya bintang massif bahkan bintang super massif. Sementara itu Matahari bersama Tata Surya kita terletak jauh dari pusat galaksi yaitu sekitar 26.000 tahun cahaya. Pernyataan diatas terbukti jika kita melihat bintang-bintang yang terdekat dengan Tata Surya kita, dimana sebagian besar adalah bintang katai cokelat, tak ada bintang massif (lebih dari10 kali massa Matahari) sampai jarak 600 tahun cahaya dari Bumi. Bintang massif terdekat adalah Antares dengan massa 15,5 kali massa Matahari dengan jarak 600 tahun cahaya, kemudian Betelgeuse dengan massa 20 kali massa Matahari berjarak 640 tahun cahaya dan Rigel dengan massa 17 kali massa Matahari berjarak 773 tahun cahaya. Ada pula Deneb dengan massa 20 kali Matahari dengan jarak 1400 tahun cahaya. Jadi mungkinkah ada bintang massif dengan jarak yang sangat dekat dengan Bumi?
3. Petanyaan berikutnya yang sangatpenting adalah mengenai posisi embrio itu? Terletak dimana dan berapa jaraknya dari Bumi? Sejauh ini beberapa menyebutkan bahwa embrio tersebut terletak di Tata Surya kita? Berarti di dalam Tata Surya? Serius? Luas Tata Surya kita adalah sekitar 30 satuan astronomi (Orbit Neptunus), mungkinkah ada embrio bermassa 8-10 kali massa Matahari dengan jarak sedekat itu? Jika memang betul maka tak perlu menunggu embrio itu menjadi bintang, saat ini pun harusnya embrio tersebut sudah mengganggu sistem gravitasi planet-planet di Tata Surya jika ia memang ada di dalam Tata Surya. Yang perlu diingat adalah embrio tersebut sudah memiliki massa yang begitu tinggi, dengan demikian efek tarikan gravitasinya sama saja dengan sebuah bintang yang bermassa sama dengan itu. Dengan kata lain, jika embrio tersebut dinyatakan berada didalam Tata Surya maka seharusnya efek keberadaannya sudah kita rasakan sekarang bahkan jauh-jauh hari sebelumnya. Bayangkan saja, satu Matahari saja bisa membuat 8 buah planet mengintarinya, bagaimana jika ada benda lain bermassa 10 kali Matahari di dalam Tata Surya? Maka yang seharusnya terjadi pusat Tata Surya kita saat ini sudah bukan Matahari lagi melainkan embrio itu, sekali lagi tanpa harus menunggu embrioitu menjadi bintang. Tapi apa yang kita rasakan sekarang? Tak ada yang aneh bukan?! Lalu jika dinyatakan berada di sekitar Tata Surya? Dimana dan seberapa jauh?
4. Lantas dimana letak embrio itu yang sebenarnya? Apa yang akan terjadi dengan Bumi dan Tata Surya jika memang embrio tersebut menjadi bintang?Seharusnya memang yang memberi informasi harus secara detail menyampaikan letak embrio tersebut. Tapi mungkin kita bisa memperkirakannya? Caranya? Tentu dengan belajar dari bintang ganda lainnya. Ya, jika ada dua buah bintang atau lebih yang berdekatan dan saling mengorbit pusat massanya maka fenomena tersebut disebut bintang ganda. Dalam bintang ganda terdapat bintang primer dan bintang sekunder, bintang primer adalah bintang yang memiliki massa yang lebih besar dari bintang sekunder. Dalam kasus Matahari dan embrio bintang itu maka Matahari akan menjadi bintang sekunder dan akan mengintari pusat massa dari embrio bintang tersebut.
Sistem bintang ganda terdekat dariTata Surya kita adalah Alpha Centauri. Alpha Centauri terdiri dari 3 buah bintang yang saling mengorbit yaitu Alpha Centauri A, B dan Proxima Centauri. Proxima Centauri terletak 0,12 tahun cahaya dari Alpha Centauri A dan B, Alpha Centauri A dan B sendiri berjarak sangat dekat satu sama lain yaitu dibawah 0,0001 tahun cahaya atau dibawah 946 juta km, sebagai perbandingan jarak Matahari Jupiter adalah sekitar 780 juta km dan jarak Matahari-Saturnus adalah 1,43 miliar km. Dengan demikian jika diibaratkan Tata Surya, Alpha Centauri A berada pada posisi Matahari sedangkan Alpha Centauri B terletak diantara Jupiter dan Saturnus. Jarak tersebut terbilang sangat dekat bagi sebuah bintang ganda. Mungkinkah sistem bintang ganda di Tata Surya kita seperti sistem di Alpha Centauri? Mungkinkah Matahari dan embrio bintang tersebut terletak sepertihalnya jarak antara Alpha Centauri A dan B? Alpha Centauri A adalah bintang sekelas Matahari sedangkan Alpha centauri B adalah bintang yang berada dibawah kelas Matahari, bahkan Proxima Centauri adalah bintang katai merah yang jauh berada di bawah kelas Matahari. Dengan demikian kasus di Alpha Centauri jelas berbeda karena sistem bintang Alpha Centauri tidak melibatkan bintang massif seperti calon teman Matahari yang banyak dibicarakan saat ini. Lalu adakan sistem bintang yang yang melibatkan bintang massif?
Rigel, itulah sistem bintang yang melibatkan bintang massif. Rigel adalah sistem bintang yang terdiri dari tiga buah bintang. Rigel A dan Rigel B adalah yang memiliki jarak terdekat yaitu 2200 Satuan Astronomi (0,0348 tahun cahaya) atau sekitar 330 miliar km. Rigel A 500 kali lebih terang dari Rigel B, namun pada jarak tersebut, pengaruh gravitasi Rigel A tidak terlalu tinggi terhadap Rigel B. Nah, dengan demikian jika diasumsikan bintang yang akan terbentuk dari embrio bintang itu sebesar Rigel (17 kali massa matahari), maka jarak 2200 satuan astronomi dari Matahari adalah jarak yang cukup aman bagi sistem gravitasi Tata Surya kita. Lalu akan seperti apa kehidupan di bumi kelak?
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan skala Pogson, jika sebuah bintang sebesar Rigel yang memiliki magnitudo mutlak -6,7 diletakkan pada jarak 2200 satuan astronomi (0,0348 tahuncahaya) dari Matahari, maka bintang tersebut akan memiliki magnitudo semu -21,55. Sebagai perbandingan, Matahari memiliki magnitudo semu -26,74 karena letaknya hanya satu satuan astronomi. Sementara Bulan purnama memiliki magnitudo semu -12,92. Dengan demikian jika hal tersebut terjadi maka kelak kita akan melihat Matahari didampingi oleh sebuah bintang lain yang terangnya hampir menandingi Matahari. Itu jika jarak bintang tersebut 2200 satuan astronomi. Lalu bagaimana jika bintang itu ternyata terletak di tepi luar TataSurya (sabuk kuiper), misalkan pada jarak 50 satuan astronomi, maka bintang tersebut akan memiliki magnitudo semu -29,77 yang artinya melebihi terangnya Matahari di siang hari. Bahkan pada jarak tersebut sistem keseimbangan gravitasi di Tata Surya jelas akan terganggu. Bagaimana jika lebih dekat lagidari itu? Jika bintang itu terletak 1 satuan astronomi dari Matahari (jarak Matahari-Bumi) maka magnitudo semunya menjadi -38,27. Wow… itu semua jika bintang yang akan lahir dari embrio bintang itu sebesar Rigel.
Dari pembahasan diatas, satu hal yang perlu digaris bawahi, menurut pandangan saya embrio tersebut tidak mungkin terletak didalam Tata Surya ataupun di sabuk kuiper. Karena jika ia berada disana, efek keberadaannya seharusnya sudah dapat kita rasakan saat ini bahkan sejak jauh-jauh hari, karena ingat embrio itu disebutkan saat ini sudah bermassa 8-10 kali massa Matahari. Kemungkinan besar embrio tersebut terletak ribuan satuan astronomi dari Bumi kita. Jika benar berada pada jarak ribuan satuan astronomi pun maka kelak Bumi akan sangat merasakan dampak keberadaannya, akan ada bintang yang terangnya menyaingi Matahari kita. Namun demikian kita tunggu saja update berita terbaru mengenai embrio bintang ini.

Lingkungan Pendidikan

B A B I
P E N D A H U L U A N
1.1. LATAR BELAKANG
Manusia sepanjang hidupnya sebagian besar akan menerima pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni, keluarga, sekolah, dan masyarakat dan ketiganya biasa disebut dengan tripusat pendidikan. Iingkungan yang pertama kali dikenal oleh anak, tapi merupakan hal yang terpenting adalah keluarga.
Pada masyarakat yang masih sederhana, keluarga mempunyai dua fungsi; fungsi konsumsi dan fungsi produksi. Kedua fungsi ini mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi anak. Kehidupan masa depan anak pada masyarakat tradisional tidak jauh berbeda dengan kehidupan orang tuannya. Pada masyarakat semacam ini, orang tua yang mengajar pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup. Orang tua pula yang melatih dan memberi petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan. Sampai anak menjadi dewasa dan berdiri sendiri.
Tetapi pada masyarakat modern, maka pendidikan yang semula menjadi tanggung jawab keluarga itu kini sebagian besar diambil alih oleh sekolah dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Pada tingkat permulaan fungsi ibu sebagian sudah diambil alih oleh pendidikan prasekolah. Bahkan fungsi pembentukan watak dan sikap mental pada masyarakat modern berangsur-angsur diambil alih oleh sekolah dan organisasi sosial lainnya.
Meskipun keluarga kehilangan sejumlah fungsi yang semula menjadi tanggung jawabnya, namun keluarga masih tetap merupakan lembaga yang paling penting dalam proses sosialisasi anak, karena keluarga yang memberikan tuntunan dan contoh-contoh semenjak masa anak sampai dewasa dan berdiri sendiri. Namun dalam masyarakat modern orangtua harus membagi otoritas dengan orang lain terutama guru dan pemuka masyarakat, bahkan dengan anak mereka sendiri yang memperolah pengetahuan baru dari luar keluarga. Perubahan sifat hubungan orang tua dengan anaknya itu, akan diiringi pula dengan perubahan hubungan guru siswa serta didukung iklim keterbukaan yang demokratis dalam masyarakat. Dengan kata lain, terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara ketiga pusat pendidikan itu.
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Ada hal yang perlu menjadi perhatian setiap kalangan dalam melaksanakan pendidikan bagi anak, atau generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa kelak, dan juga ada beberapa hal yang perlu dikaji secara mendalam agar proses pendidikan berjalan dengan baik dan bergerak menuju cita-cita bersama yang tertuang dalam tujuan pendidikan. Oleh karena itu setiap pihak harus memahami betul peran yang akan dijalankannya berkaitan dengan tugas pendidikan yang sandangnya,
• Yaitu bahwa bagaimana orang tua dapat melaksanakan perannya dalam, pendidikan anak dengan baik?
• Bagaimana pula peran sekolah dlam membina cikal bakal tulang punggung Negara ini?
• Dan yang terakhir, yaitu sejauh mana masyarakat dapat berperan dalam pendidikan ini, agar terwujud masyarakat yang ideal?
Dengan demikian dalam bab pembahasan, semua hal yang tercantum dalam perumusan ini akan mencoba dikaji kembali.
B A B I I
K A J I A N T E O R I
Sebelum memasuki bab pembahasan, bahwa semua yang akan kita kaji ke depan adalah berdasarkan beberapa teori yang telah dikemukakan beberapa tokoh pendidikan. Bahwa dalam garis besarnya, ada tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak-anak didik .
Antara lain adalah menurut Dr M.J. Langeveld yang mendasarkan pendidikan pada filsafat antropologi dan fenomenologi, yaitu ;
Beliau mengemukakan tiga macam lembaga pendidikan ;
a. Keluarga
b. Negara
c. Gereja
Dasar yang digunakan oleh Langeveld dalam pembagian tersebut adalah wewenang dan wibawa
• Wewenang keluarga bersifat kodrati
• Wewenang Negara berdasarkan undang-undang
• Wewenang Gereja berasal dari Tuhan
Selanjutnya Langeveld mengemukakan bahwa, pendidikan merupakan salah satu kewajiban pertama bagi orang tua. Dan Negara menyediakan alat yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban orang tua terhadap anak.
Kemudian teori yang dikemukakan oleh Ki hajar dewantara. Ki Hajar ini yang mempunyai nama asli, R.M. Soewardi Soerjaningrat, mengemukakan Sistem Tricentra dengan menyatakan, “Didalam hidupnya anak-anak adalah tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam – keluarga, alam – pergururan, dan alam – pergerakan pemuda”
Tricebtra atau Tri Pusat, semula dikemukakan Ki Hajar Dewantara pada Brosur Seri “Wasita” th. Ke 1 No.4, Juni 1935 yang isinya meliputi;
• Alam keluarga
• Alam perguruan
• Alam pemuda
Namun kini dikenal dengan Tri Pusat Pendidikan yang meliputi :
• Keluarga
• Sekolah
• Mesyarakat
Berangkat dari beberapa teoro ini maka dipembahasan selanjutnya akan dibahas mengenai peran dari ketiga Tri Pusat pendidikan itu dalam pendidikan
B A B I I I
P E M B A H A S A N
3.1. PENTINGNYA PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sekolah sebagi pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarganya.
Peranan orang tua bagi pendidikan anak menurut Idris dan Jamal (1992), adalah memberikan dasar pendidikan , sikap dan keterampilan dasar seperti, pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan-peraturan, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan.
3.1.1. Pembinaan karakter anak yang dilakukan oleh keluarga
Secara etimologi pengasuhan berasal dari kata “asuh” yang artinya, pemimpin, pengelola, membimbing. Oleh kerena itu mengasuh disini adalah mendidik dan memelihara anak itu, mengurus makan, minum, pakaiannya dan keberhasilannya dari periode awal hingga dewasa.
Pada dasarnya, tugas dasar perkembangan anak adalah mengembangkan pemahaman yang benar tentang bagaimana dunia ini bekerja. Dengan kata lain, tugas utama seorang anak dalam perkembangannya adalah mempelajari “aturan main” segala aspek yang ada di dunia ini.
Berbagai pola asuh orang tua dapat mempengaruhi kreativitas anak antara lain, lingkungan fisik, lingkungan sosial pendidikan internal dan eksternal. Intensitas kebutuhan anak untuk mendapatkan bantuan dari orang tua bagi kepemilikan dan pengembangan dasar-dasar kreatuvitas diri, menunjukan adanya kebutuhan internal yaitu manakala anak masih membutuhkan banyak bantuan dari orang tua untuk memiiliki dan mengembangkan dasar-dasar kreativitas diri ( berdasarkan naluri), berdasarkan nalar dan berdasarkan kata hati.
Dari hasil penelitian bahwa bila orang tua berperan dalam pendidikan, anak akan menunjukan peningkatan prestasi belajar, diikuti dengan perbaikan sikap, stabilitas sosio-emosional, kedisiplinan, serta aspirasi anak untuk belajar sampai ke jenjang paling tinggi, bahkan akan membantu anak ketika ia telah bekerja dan berkeluarga.
3.1.2. Keluarga sebagai wahana pertama dan utama pendidikan
Para sosiolog meyakini bahwa keluarga memiliki peran penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa, sehingga mereka berteori bahwa keluarga adalah unit yang penting sekali dalam masyarakat, Oleh karena itu para sosiolog yakin, segala macam kebobrokan masyarakat merupakan akibat lemahnya institusi keluarga.
Bagi seorang anak keluarga merupakan tempat pertama dan iutama bagi pertunbuhan dan perkembangnnya. Menurut resolusi Majelis Umum PBB, fungsi utama keluarga adalah sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh dan mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta, memberikan kepuasan dan lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera”.
Keluarga merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk menjalankan fungsi departemen kesehatan , pendidikan adan kesejahteraan. Jika keluarga gagal untuk megajarkan kejujuran, semangat, keinginan untuk menjadi yang terbaik, dan menguasai kemampuan- kemampuan dasar, maka akan sulit sekali bagoi institusi lain untuk memperbaiki kegagalannya. Karena kagagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang berkarakter buruk atau tidak berkarakter. Oleh karena itu setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak di rumah.
3.1.3. Pola asuh menentukan keberhasilan pendidikan anak dalam keluarga
Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai- nilai kebijakan pada anak sangat tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dengan orang tua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik dan kebutuhan psikologis, serta norma-norma yang berlaku di masyarakat.agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya.
Beberapa macam contoh pola asuh :
• Pola asuh otoriter , yaitu mempunyai ciri, kekuasan orang tua dominan, anak tidak diakui sebagai pribadi, control terhadap tingkah laku anak sangat ketat, orang tua menghukum anak juka tidak patuh.
• Pola asuh demokratis, kerjasama antara orang tua- anak, anak diakui sebgai pribadi, ada bimbingan dan penngarahan dari orang tua, control orang tua tidak kaku.
• Pola asuh permisif, mempunyai ciri, dominasi oleh anak, sikap longgar atau kebebasan dari orangt tua, control dan perhatian orang tua sangat kurang
Melalui pola asuh yang dilakukan orang tua anak akan belajar banyak hal, termasuk karakter. Artinya jenis pola asuh yang ditetapkan orang tua terhadap anaknya menentukan keberhasilan pendidikan karakter anak oleh keluarga.
3.1.4. Kesalahan keluarga dalam mendidik anak mempengaruhi perkembangan kecerdasan emosi anak
Kesalahan dalam pengasuhan anak akan berakibat pada kegagalan dalam pembentukan karakter yang baik. Beberapa kesalahan orang tua dalam mendidik anak dapat mempengaruhi kecerdasan emosi anak, diantaranya adalah,
• Orang tua kurang menunjukan ekspresi kasih sayang baik secara verbal maupun fisik
• Kurang meluangkan waktu untuk anak
• Orang tua bersikap kasar secara verbal, misalnya, menyindir anak, mengecilkan anak dan berkata kata kasar
• Bersikap kasar secara fisik, misalnya memukul, mencubit atau memberikan hukuman badan lainnya.
• Orang tua terlalu memaksa anak untuk menguasai kemampuan kognitif secara dini
• Orang tua tidak menanamkan karakter yang baik pada anak
Dampak salah asuh diatas akan menimbulkan anak yang mempunyai kepribadian yang bermasalah atau kecedasan emosi yang rendah, seperti:
• Anak menjadi tak acuh, tidak menerima persahabatan, rasa tidak percaya pada orang lain dll
• Secara emosionil tidak responsif
• Berprilaku agresif
• Menjadi minder
• Selalu berpandangan negatif
• Emosi tiodak stabil
• Emosional dan intelektual tidak seimbang dll
3.2. PERANAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN
Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Karena kamajuan zaman, maka keluarga tidak mungkin l;agi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi anak terhadap iptek. Semakin maju suatu masyarakat, semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat itu.
Suatu alternatif yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan sekolah dalam perannya sebagai lembaga pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah, antara lain
3.2.1. Pengajaran yang mendidik
Yaitu pengajaran yang serentak memberi peluang pencapaian tujuan intruksional bidang studi dan tujuan-tujuan umum pendidikan lainnya. Dalam upaya mewujudkan pengajaran yang mendidik, perlu dikemukakan bahwa setiap keputusan dan tindakan guru dalam rangka kegiatan belajar mengajar akan membawa berbagai dampak atau efek kepada siswa,
Pemilihan kegiatan belajar yang etpat, akan memberikan pengalaman belajar siswa yang efisien dan efekti untuk mewujudkan pembangunan manusia seutuhya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan konsisten apabila guru memiliki wawasan kependidikan yang tepat serta menguasai berbagai strategi belajar mengajar sehingga mampu dan mau merancang dan melaksanakan berbagai kegiatan belajar mengajar yang kaya dan bermakna bagi peserta didik.
Selain itu, pemberian prakarsa dan tanggung jawab sedini mungkin kepada anak dalam kegiatan belajar mengajar akan memupuk kebiasaan dan kemampuan belajar mandiri yang terus menerus. Dengan demikian diharapkan peran sekolah dapat mewujudkan suatu masyarakat yang cerdas.
3.2.2. Peningkatan dan pemantapan program bimbingan dan penyuluhan (BP) di sekolah
Seperti diketahui, bidang garapan program BP adalah perkembangan pribadi peserta didik, khususnya aspek sikap dan perilaku atau kawasan afektif.
Dalam pedoman kurikulum disebutkan bahwa,
Pelaksanaan kegiatan BP di sekolah menitikberatkan kepada bimbingan terhadap perkembangan pribadi melalui pendekatan perseorangan dan kelompok. Siswa yang menghadapi masalah mendapat bantuan khusus agar mampu mengatasi masalahnya. Semua siswa tetap mendapatkan bimbingan karier.
Pendidikan afektif dapat diawali dengan kajian tentang nilai dan sikap yang seharusnya dikejar lebih jauh dalam perwujudannya melalui perilaku sehari-hari.
3.2.3. Pengembangan perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu pusat sumber belajar, yang mengelola bukan hanya bahan pustaka tetapi juga berbagai sumber belajar lainnya. Perpustakan diharapkan peranannya bisa lebih aktif dalam mendukung program pendidikan. Dengan penyediaan berbagai perangkat lunak yang didukung perangkat keras yang memadai maka perpustakaan dapat menjadi “mitra kelas” dalam proses belajar mengajar dan tempat pengkajian berbagai pengembangan system instruksional.
Suatu perpustakaan sekolah yang memadai akan dapat mendorong siswa atau anak untuk belajar mandiri.
3.2.4. Peningkatan Program pengelolaan sekolah
Khususnya yang terkait dengan peserta didik, pengelola sekolah sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan seharusnya merupakan reflexi dari suatu masyarakat yang beradab yang dicita-citakan oleh tujuan nasional. Gaya kerja pengelola umumnya, akan berpengaruh bukan hanya melalui kebijakannya tetapi juga aspek keteladanannya.
Demikianlah beberapa alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan fungsi sekolah sebagai salah satu pusat pendidikan.
3.3. PERANAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
Peran serta Masyarakat (PSM) dalam pendidikan memang sangat erat sekali berkait dengan pengubahan cara pandang masyarakat terhadap pendidikan . ini tentu saja bukan hal yang ,mudah untuk dilakukan. Akan tetapi apabila tidak dimulai dan dilakukan dari sekarang, kapan rasa memiliki, kepedulian, keterlibatan, dan peran serta aktif masyarakat dengan tingkatan maksimaldapat diperolah dunia pendidikan.
3.3.1. Norma –norma Sosial Budaya
Masyarakat sebagai pusat paendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah, mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup dengan batasan yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk kehidupan sosial serta berjenis-jenis budayanya.
Masalah pendidikan di keluarga dan Sekolah tidak bisa lepas dari nilai-nilai sosial budaya yang dijunjung tinggi oleh semua lapisan masyarakat. Setiap masyarakat, dimanapun berada pasti punya karakteristik sendiri sebagai norma khas di bidang sosial budaya yang berbeda dengan masyarakat yang lain.
Di Masyarakat terdapat norma-norma yang harus diikuti oleh warganya dan norma-norma itu berpengaruh dalam pembentukan kepribadian warganya dalam bertindak dan bersikap. Dan norma-norma tersebut merupakan aturan-aturan yang ditularkan oleh generasi tua kepada generasi berikutnya. Penularan-penularan itu dilakukan dengan sadar dan bertujuan, hal ini merupakan proses dan peran pendidikan dalam masyarakat.
3.3.2. Jenis jenis peran serta masyarakat dalam pendidikan
Ada bermacam-macam tingkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan. Yang biasa diklasifikasikan dalam, dimulai dari tingkat terendah ke tingkat lebih tinggi,yaitu;
• Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Jenis ini adalah jenis tingkatan yang paling umum, pada tingkatan ini masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah untuk pendidikan anak.
• Peran serta secara fasif. Artinya, menyetujui dan menerima apa yang diputuskan lembaga pendidikan lain , kemudian menerima keputusan lembaga tersebut dan mematuhinya.
• Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada jenis ini, masyarakat berpartisipasi dalam perawatan dan pembangunan fisik sarana dan prasaranan pendidikan dengan menyumbangkan dana, barang atau tenaga
• Peran serta dalam pelayanan. Masyarakat terlibat dalam kegiatan belajar mengajar, misalnya membantu sekolah dalam bidang studi tertentu.
• Peran serta sebagai pelaksana kegiatan yang didelegasikan/dilimpahkan. Misalnya, sekolah meminta masyarakat untuk memberikan penyuluhan pentingnya pendidikan, dll.
• Peran serta dalam pengambilan keputusan. Masyarakat terlibat dalam pembahasan masalah pendidikan anak , baik akademis maupun non akademis. Dan ikut dalam proses pengambilan keputusan dalam rencana pengembangan pendidikan.
B A B I V
P E N U T U P
4.1. KESIMPULAN
Disamping peningkatan kontribusi dalam perannya masing masing, Keluarga , sekolah, dan masyarakat terhadap perkembangan peserta didik, diprasyaratkan pula keserasian kontribusi ini, serta kerjasama yang erat dan harmonis antar ketiga pusat pendidikan anak tersebut. Berbagai upaya harus dilakukan, program pendidikan dari setiap unsur sumber pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat diharapkan dapat saling mendukung dan memperkuat antara satu dengan yang lainnya.
Misalnya, dilingkungan keluarga telah diupayakan berbagai hal (perbaikan gizi, permainan edukatif, penanaman ahlak baik dan sebagainya) yang menjadi landasan pengembangan selanjutnya di sekola dan masyarakat. Dilingkungan sekolah diupayakan berbagai hal yang lebih mendekatkan sekolah dengan orang tua siswa ( seperti membuat organisasi orang tua dan guru). Selanjutnya sekolah juga mengupayakan agar programnya berkaitan erat dengan masyarakat sekitar. (Contoh, nara sumber dari masyarakat).
Dengan masing masing peran yang dilakukan dengan baik oleh keluarga, sekolah maupun masyarakat dalam pendidikan, yang saling memperkuat dan saling melengkapi antara ketiga pusat itu , akan memberi peluang besar mewujudkan sumber daya manusia terdidik yang bermutu.
4.2. SARAN-SARAN
Mengharapkan setiap pihak yang terlibat dalam pendidikan agar lebih menguatkan tekad untuk berperan aktif dalam pendidikan, agar jalan menuju tujuan pendidikan yang dicita-cita setiap insan manusia dapat segera terwujud. Dan berusaha memulai hal hal positif yang dapat membantu proses pendidikan sedini mungkin atau secepat mungkin. Serta tidak perlu menunggu yang lain sebaik nya dari unsur terkecil yaitu individu, Dan setiap individu inilah diharapkan menjadi sekumpulan orang yang peduli pada pendidikan, sekumpulan kecil ini diharapkan dapat mewarnai seluruh rakyat yang besar ini terhadap kesadarannya akan peran masing- masing dalam pendidikan.


















LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan.
Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar lingkungan formal.
PENGERTIAN, JENIS
DAN FUNGSI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A.Pengertian Lingkungan Pendidikan
Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidupa lainnya. Lingkungan dibedakan menjadi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial.
Sebagai contoh saat berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.
B.Jenis Lingkungan Pendidikan
a.Jenis Lingkungan Pendidikan
Mengacu pada pengertianlingkungan pendidikan seperti tertulis diatas, maka lingkungan pendidikan dapat dibedakan atau dikategorikan menjadi 3 macam lingkungan yaitu (1) lingkungan pendidikan keluarga; (2) lingkungan pendidikan sekolah ; (3) lingkungan pendidikan masyarakat atau biasa disebut tripusatOleh KI Hajar Dewantara lingkungan ketiga disebut sebagai perkumpulan pemuda.
1.Lingkungan Pendidikan Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik. Pendidikan keluarga disebut pendidikan utama karena di dalam lingkungan ini segenap potensi yang dimiliki manusia terbentuk dan sebagian dikembangkan. Bahkan ada beberapa potensi yang telah berkembang dalam pendidikan keluarga.
Pendidikan keluarga dapat diebdakan menjadi dua yakni :
a)Pendidikan prenatal (pendidikan sebelum lahir)
Merupakan pendidikan yang berlangsung selama anak belum lahir atau masih dalam kandungan. Pendidikan prenatal lebih dipengaruhi kepada kebudayaan lingkungan setempat. Sebagai contoh dalam masyarakat jawa dikenal berbagai macam upacara adat selama anak masih ada dalam kandungan seperti neloni, mitoni. Selain upacara-upacara adat untuk menyelamati anak yang masih dalam kandungan dalam masyarakat jawa dikenal juga berbagai macam sirikan (hal-hal yang harus dihindari) selama anak masih dalam kandungan.
Dalam kehidupan yang lebih modern sekarang ini, terdapat pula model pendidikan prenatal. Seperti mendengarkan lagu-lagu klasik selama anak masih dalam kandungan, melakukan pemerikasaan rutin ke dokter kandungan atau mengkonsumsi nutrisi yang baik bagi si jabang bayi adalah contoh-contoh pendidikan prenatal dalam kehidupan modern.
Secara sederhana pendidikan prenatala dalam keluarga bertujuan untuk menjamin agar si jabang bayi sehat selama dalam kandungan hingga nanti pada akhirnya dapat terlahir dengan proses yang lancar dan selamat.
b)Pendidikan postnatal (pendidikan setelah lahir)
Merupakan pendidikan manusia dalam lingkungan keluarga di mulai dari manusia lahir hingga akhir hayatnya. Segala macam ilmu kehidupan yang diperoleh dari keluarga merupakan hasil dari proses pendidikan keluarga postnatal. Dari manusia lahir sudah diajari bagaimana caranya tengkurap, minum, makan, berjalan hingga tentang ilmu agama.
Sama seperti pendidikan prenatal yang tujuan adalah menjamin manusia lahir ke dunia, pendidikan postnatal ditujukan sebagai jaminan agar manusia dapat menjadi manusia yang baik dan tidak mengalami kesulitan berarti selama proses manusia hidup.
Bagaimana manusia bersikap tentang segala macam lingkungannya di luar lingkungan keluarag sangat tergantung pada bagaimana proses pendidikan keluarga berlangsung. Dalam dunia modern seperti sekarang, bagaimana pendidikan keluarga berlangsung tidak sepenuhnya tergantung pada orang tua namun bisa juga dipengaruhi oleh orang lain yang notabene bukan bagian dari keluarga. Ini bisa terjadi karena kesibukan orangtua maka orangtua lebih cenderung untuk menyewa orang lain untuk merawat (mengasuh) anaknya.
2.Lingkungan Pendidikan Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, sekolah telah mencapai posisi yang sangat sentral dan belantara pendidikan keluarga. Hal ini karena pendidikan telah berimbas pola piker ekonomi yaitu efektivitas dan efesiensi dan hal ini telah menjadi semacam ideology dalam proses pendidikan di sekolah.
Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan anak dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang dibawa masing-masing anak dari lingkungan dan kondisi rumah tangga yang berbeda-beda.
Seorang pengajar adalah merupakan figur dan tokoh yang menjadi panutan anak-anak dalam mengambil semua nilai dan pemikiran tanpa memilah antara yang baik dengan yang buruk. Karena anak-anak memandang, guru adalah sosok yang disanjung, didengar dan ditiru, sehingga pengaruh guru sangat besar terhadap kepribadian dan pemikiran anak.
3.Lingkungan Pendidikan Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
lingkungan masyarakat, atau lingkungan pergaulan anak. Biasanya adalah teman-teman sebaya di lingkungan terdekat. Secara umum anak-anak Indonesia merupakan anak “kampung” yang selalu punya “konco dolanan”. Berbeda dengan anak kota yang sudah sejak dini terasing dari pergaulan karena berada di lingkungan kompleks yang individualistik.
Pendidikan anak di jaman kesejagatan dan modern ini tidaklah mudah. Di satu sisi jaman ini memberikan berbagai banyak kemajuan teknologi yang memungkinkan anak-anak kita memperoleh fasilitas yang serba “canggih” dan “wah”. Anak-anak sekarang sejak dini sudah mengenal HP, camera, dan berbagai peralatan yang amat jauh dengan jaman “ aku si anak singkong”. Kemajuan yang demikian cepat juga ditengarai membawa dampak negatif seperti tersedianya informasi negatif melalui media masa dengan teknologi yang sulit untuk dihindari. Misalnya: porno, kekerasan, konsumerisme, takhayul, klenik dan kemusyrikan melalui berbagai media informasi seperti internet, handphone, majalah, televisi dan juga vcd.
Berbagai kenyataan modernitas dan ketersediaan tersebut faktanya tidak sulit bahkan setiap hari disediakan baik oleh keluarga, masyarakat dan juga dunia informasi. Maraknya dunia periklanan memaksa informasi beredar lebih mudah, lebih seronok dan juga lebih merangsang rasa ingin tahu, rasa ingin mencoba sebagai akibat “rayuan maut” publikasi yang memang dirancang secara apik oleh para ahli komunikasi dengan biaya yang mahal dan dengan dampak meluas dan mendalam. Dapat dikatakan informasi-informasi tersebut dapat lebih cepat hadir daripada sarapan pagi kita, atau lebih cepat disantap daripada nasehat orang tua. Informasi tersebut masuk melalui jendela-jendela ICT (information communication technology).
C.Media Elektronik dan Cetak.
Kedua media ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan, tingkah laku dan kepribadian anak. Kalau orang tua tidak berhati-hati dan waspada terhadap kedua media ini, maka tidak jarang anak-anak akan tumbuh menjadi anak sebagai mana yang ia peroleh dari kedua media ini.
1. Radio dan Televisi
Dunia telah terbuka lebar bagi kita, dan dunia pun sudah berada di hadapan kita, bahkan di depan mata kita melalui beragam chenel TV. Sarana-sarana informasi, baik melalui beragam radio dan televisi memiliki pengaruh yang sangat berbahaya dalam merusak pendidikan anak.
Dari sisi lain, radio dan televisi sebagai sumber berita, wahana penebar wacana baru, menimba ilmu pengetahuan dan menanamkan pola pikir pada anak.
Ada seorang dokter yang kini aktif di salah satu yayasan. Di salah satu stasiun televisi, dia bercerita bahwa dirinya mulai mencoba merokok sejak kelas 4 SD, kemudian minum minuman keras, menghisap ganja, dan itu terus berlangsung hingga saat kuliah di kedokteran dengan kadar semakin besar. Yang menarik disini, ternyata yang menjadi motivasi sang dokter ini melakukan hal itu, karena ia ingin meniru gaya yang ditampilkan di dalam film koboi, bahwa seorang tokoh koboi kelihatan gagah berani dengan menenggak minuman keras. Sang dokter juga mengatakan, selama melakukan hal itu tidak ada yang memberi pengajaran atau pun mengingatkannya. Oleh karena itu, orang tua harus berhati-hati dan waspada terhadap bahaya televisi.
2. Internet.
Dari hari ke hari, semakin nampak jurang pemisah antara peradaban barat dan fitrah manusia. Setiap orang yang menggunakan hati kecil dan pendengarannya dengan baik, pasti ia akan menyaksikan, betapa budaya barat telah merobek dan mencabik-cabik nilai kemanusiaan, seperti dalam hal internet. Media ini telah menyumbangkan dampak negatif, sebab bahaya yang timbul dari internet lebih banyak daripada manfaatnya. Bahkan media ini sudah mengenyampingkan nilai kemuliaan dan kesucian dalam kamus kehidupan manusia.
Misalnya, ada suatu situs khusus yang menampilkan berbagai gambar porno, sehingga dapat menjerat setiap muda mudi dengan berbagai macam perbuatan keji dan kotor. Akibat yang ditimbulkan ialah kehancuran.
3. Telepon.
Manfaat telepon pada zaman sekarang ini tidak diragukan lagi, dan bahkan telepon telah mampu menjadikan waktu semakin efektif, informasi semakin cepat dan berbagai macam usaha ataupun pekerjaan mampu diselesaikan dalam waktu sangat singkat. Dalam beberapa detik saja, anda mampu menjangkau seluruh belahan dunia. Namun sangat disayangkan, ternyata kenikmatan tersebut berubah menjadi petaka dan bencana yang menghancurkan rumah tangga umat Islam.
4. Majalah dan Cerpen Anak
Majalah dan buku-buku cerita sangat berperan penting dalam membentuk pola pikir dan ideologi anak. Sementara itu, majalah anak yang beredar di negeri kita, baik majalah anak-anak maupun majalah remaja, isinya sangat jauh dari nilai-nilai Islam. Yang banyak ditonjolkan adalah syahwat dan hidup konsumtif. Ironisnya, media ini banyak dijadikan sebagai rujukan oleh anak-anak dan para remaja kita.
Pengaruh majalah tersebut sangat besar dalam mempengaruhi generasi muda, sehingga banyak kita temui gaya hidup dan pola pikir mereka meniru dengan yang mereka dapatkan dari majalah yang kebanyakan pijakannya diambil dari budaya barat.
5. Komik dan Novel.
Komik banyak digandrungi oleh anak-anak kecil atau remaja, bahkan orang dewasa. Namun bacaan ini, sekarang banyak memuat gambar-gambar yang tidak sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak. Begitu pula novel, rata-rata berisi percintaan, dongeng palsu, cerita legendaris, penuh dengan muatan syirik dan kekufuran, serta cerita romantika picisan.
D. Teman dan Sahabat.
Teman memiliki peran dan pengaruh besar dalam pendidikan, sebab teman mampu membentuk prinsip dan pemahaman yang tidak bisa dilakukan kedua orang tua.
E. Jalanan.
Jalanan tempat bermain dan lalu lalang anak-anak terdapat banyak manusia dengan berbagai macam perangai, pemikiran, latar belakang sosial dan pendidikan. Dengan beragam latar belakang, mereka sangat membahayakan proses pendidikan anak, karena anak belum memiliki filter untuk menyaring mana yang baik dan mana yang buruk.
Di sela-sela bermain, anak akan mengambil dan meniru perangai serta tingkah laku temannya atau orang yang sedang lewat; sehingga terkadang mampu merubah pemikiran lurus menjadi rusak, apalagi mereka mempunyai kebiasaan rusak, misalnya perokok, pemabuk dan pecandu narkoba; maka mereka lebih cepat menebarkan kerusakan di tengah pergaulan anak-anak dan remaja.
F. Pembantu dan Tetangga.
Para pembantu memiliki peran cukup signifikan dalam pendidikan anak, karena pembantu mempunyai waktu yang relatif lama tinggal bersama anak, terutama pada usia balita. Sedangkan pada fase tersebut, anak sangat sensitif dari berbagai macam pengaruh. Pada masa usia itu merupakan masa awal pembentukan pemikiran dan aqidah, serta emosional. Begitu juga tetangga, mereka bisa membawa pengaruh, karena anak-anak kita kadang harus bermain ke rumahnya.
b.Hubungan Antara Lingkungan Pendidikan dengan Proses Pendidikan Manusia
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
1.pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2.pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
3.pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
D.Fungsi Lingkungan Pendidikan Terhadap Proses Pendidikan Manusia
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Antara lingkungan yang sau dengan lingkungan yang lain tidak mungkin untuk berdiri sendiri. Terdapat hubungan timbale balik dan saling mempengaruhi antar lingkungan pendidikan.
Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal skil dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masayarakat merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat pengembangan kemampuan diri.
Melihat hal diatas maka sudah selayaknya terdapat koordinasi antar lingkungan sehingga terjadi keselarasan dan keserasian dalam menjadikan manusia yang berpendidikan dan berkepribadian unggul.
DAFTAR PUSTAKA
Munib Achmad, dkk. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang. UPT MKK UNNES
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta





Pengaruh Lingkungan Terhadap Pendidikan Anak
April 16th, 2008 by admin
Oleh: Drs. Yadi Purwanto, MM
Pendahuluan
Lingkungan Pengaruh
Bagi kebanyakan anak, lingkungan keluarga merupakan lingkungan pengaruh inti, setelah itu sekolah dan kemudian masyarakat. Keluarga dipandang sebagai lingkungan dini yang dibangun oleh orangtua dan orang-orang terdekat. Dalam bentuknya keluarga selalu memiliki kekhasan. Setiap keluarga selalu berbeda dengan keluarga lainnya. Ia dinamis dan memiliki sejarah “perjuangan, nilai-nilai, kebiasaan” yang turun temurun mempengaruhi secara akulturatif (tidak tersadari). Sebagaian ahli menyebutnya dbahwa Pengaruh keluarga amat besar dalam pembentukan pondasi kepribadian anak. Keluarga yang gagal membentuk kepribadian anak biasanya adalah keluarga yang penuh konflik, tidak bahagia, tidak solid antara nilai dan praktek, serta tidak kuat terhadap nilai-nilai baru yang rusak.
Secara umum masyarakat Jawa hidup dalam norma masyarakat yang relatif masih baik, meskipun pergeseran-pergeserannya ke arah rapuh semakin kuat. Lingkungan buruk yang sering terjadi di sekitar anak, misalnya: kelompok pengangguran, judi yang di”terima”, perkataan jorok dan kasar, “yang-yangan” remaja yang dianggap lumrah, dan dunia hiburan yang tidak mendidik.
Sebenarnya masih banyak pengaruh positif yang dapat diserap oleh anak-anak kita di wilayah budaya masyarakat Jawa, seperti: tutur kata bahasa Jawa yang kromo inggil ataupun berbagai peraturan hidup yang tumbuh di dalam budaya Jawa. Masalahnya adalah bagaiamana mengelaborasi nilai-nilai tersebut agar cocok dengan nilai-nilai modernitas dan Islam.
Namun pada masa kini pengaruh sesungguhnya mana yang buruk dan bukan menjadi serba relatif dan kadang tidak dapat dirunut lagi. Banyak anak yang mengalami kesulitan menghadapi anak bukan karena keluarga mereka tidak memberikan kebiasaan yang baik. Demikian juga banyak anak yang tetap dapat menjadi baik justru tumbuh di keluarga yang kurang baik.
Meskipun demikian secara umum berdasarkan penelitian, bahwa anak-anak akan selalu menyalahkan kondisi keluarga manakala mereka menghadapi masalah apa saja, apakah karena keluarganya telah melakukan yang benar apalagi kalau buruk.
Indikasi pengaruh negatif
Sulit untuk dipisahkan apakah karena kondisi keluarga atau lingkungan sebaya dan pergaulan. Namun sebaiknya para orang tua perlu mengantisipasi beberapa indikasi negatif berikut ini:
(1) Apabila acara TV telah menyedot perhatian anak pada jam-jam efektif belajar. Berdasarkan survey bahwa anak-anak usia sekolah dasar perkotaan menghabiskan waktunya 43% untuk menonton acara TV pada jam-jam belajar. Mereka menjadi sasaran produser film dan iklan-iklan consumer good.
(2) Anak mulai menyukai kegiatan luar rumah pada jam-jam belajar di rumah dan mengalihkan pada kegiatan non-belajar, seperti: jalan-jalan ke mall, play station, dan tempat nongkrong lain. Berdasarkan penelitian Deteksi Jawapos (Maret 2005) bahwa anak-anak SD sekarang ini mengalami penurunan greget belajar karena memperoleh alternatif mengalihkan perhatian pada (acara TV, hiburan luar ruang, dan jalan-jalan).
(3) Anak-anak merasa kesulitan menghafal atau mengerjakan PR secara terus menerus tetapi merasa ketagihan untuk melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pencerdasan diri. Berdasarkan pengamatan Prof. Kusdwiratri (Desember, 2004) menurunnya minat intelektual disertai tidak berminatnya pada kegiatan lain yang mencerdaskan anak bukti berhasilnya sistem hiburan secara massal terhadap anak-anak Indonesia dan dunia belajar anak yang gagal. Perlu diwaspadai jangan sampai pengaruhnya berlangsung permanen.
Pendidikan Integratif
Dengan sitem pengaruh lingkungan seperti sekarang ini, cukup sulit bagi keluarga jaman ini untuk hanya menekankan pendidikan di salah satu lini saja. Sehebat apapun keluarga menyusun sistem pertahanan diri, anak-anak tetap akan menajdi santapan dunia yang serba modern. Kalau tidak sekarang ya akhirnya akan bersentuhan juga. Menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada sekolah juga bukan segala-galanya. Jaman ini amat sulit mencari pendidikan yang “kaffah lahir dan bathin” serta terjangkau biayanya oleh kebanyakan orang tua.
Namun dari berbagai kekhawatiran tersebut, kini mulai muncul berbagai pendidikan alternatif yang bisa dipilih. Namun tetap harus menekankan bahwa pendidikan keluarga adalah inti dan sekolah adalah komplemen pelengkap. Beberapa pilihan cerdas tersebut dapat berupa:
(1) Sekolah fullday yang mengintegrasikan pendidikan agama dan pendidikan sains dalam lingkungan terkontrol dan terarah dengan nilai-nilai modernitas dan islami.
(2) Sekolah biasa yang bermutu dengan kontrol yang ketat dalam masalah akhlak dan perilaku dengan memberikan penguatan berupa kursus-kursus dan materi tambahan yang dapat memberikan keunggulan.
(3) Sekolah pesantren dengan menambah penguatan pada aspek sains dan ketrampilan.
Rumahku Surgaku
Bagaimanapun ujung dari pendidikan adalah tanggung jawab orang tua, yang berbasis rumah. Masalahnya adalah apakah setiap orang tua kita memiliki kecerdasan yang memadai untuk menjalankan fungsi besar ini? Itulah fungsi besar Ibu-ibu menjadikan rumah sebagai surga melalui tangan bijak sang suami.
Nampaknya ibu-ibu rumah tangga perlu dicerdaskan melalui pendidikan mitra-sekolah. Bahkan di jaman “ibu-ibu sibuk” memasuki dunia kerja, maka para pembantu rumah tangga kita perlu menjadi “Nanny and Govern” yang cerdik pandai seperti Halimah di jaman Nabi yang mampu mengajarkan bahasa Arab dengan kualifikasi terbaik, Yukabad di Jaman Fir’aun yang mampu mengajari Musa bagaimana menjadi pemuda tangguh.
Penutup
Tantangan terbesar dalam pendidikan anak jaman ini adalah informasi yang rusak dan pengaruh buruk yang diciptakan oleh lingkungan modernitas yang tidak berbasis agama.
Tugas berat para orang tua adalah meyakinkan fungsi keluarga mereka benar-benar amana, nayaman bagi anak-anak mereka. Rumah adalah surga bagi anak, dimana mereka dapat menjadi cerdas, sholeh, dan tentu saja tercukupi lahir dan bathinnya. Padahal mana ada surga yang dibangun di atas keserbakekurangan iman, ilmu dan amal sholeh.
Tugas masyarakat adalah bagaimana menjadikan dirinya aman bagi generasi mereka sendiri. Kini yang terjadi kita semua mencemaskan lingkungan kita sendiri. Bahkan kita hampir-hampir tak percaya dengan sekolah kita bahwa mereka mampu menjadi daerah yang aman bagi anak-anak kita.
Tugas besar ini memang mirip dengan tugas kenabian:
”Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al Kitab dan hikmah serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui” (QS. Al Baqarah:151).
Tetapi bukanklah Allah mengajarkan kepada kita untuk senantiasa menyiapkan generasi yang terbaik untuk setiap jamannya.
Pengaruh Lingkungan Terhadap Pendidikan Anak
Rabu, 10 Maret 2010 15:44:21 WIB
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
Oleh
Ustadz Abu Ahmad Zainal Abidin bin Syamsuddin:
PENGARUH KESHALIHAN ORANG TUA
Keshalihan kedua orang tua memberi pengaruh kepada anak-anaknya. Bukti pengaruh ini bisa dilihat dari kisah Nabi Khidhir yang menegakkan tembok dengan suka rela tanpa meminta upah, sehingga Musa menanyakan alasan mengapa ia tidak mau mengambil upah. Allah berfirman, yang artinya: Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shalih, maka Rabbmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaan dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Rabbmu dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. [al-Kahfi/18:82].
Dalam menafsirkan firman Allah Azza wa Jalla “dan kedua orang tuanya adalah orang shalih,” Ibnu Katsir berkata: “Ayat di atas menjadi dalil bahwa keshalihan seseorang berpengaruh kepada anak cucunya di dunia dan akhirat berkat ketaatan dan syafaatnya kepada mereka, maka mereka terangkat derajatnya di surga agar kedua orang tuanya senang dan berbahagia sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur`ân dan as-Sunnah”. [1]
Allah telah memerintahkan kepada kedua orang tua yang khawatir terhadap masa depan anak-anaknya agar selalu bertakwa, beramal shalih, beramar ma’ruf nahi mungkar dan berbagai macam amal ketaatan lainnya, sehingga dengan amalan-amalan itu Allah akan menjaga anak cucunya. Allah Azza wa jalla berfirman, yang artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.[an-Nisâ`/4:9].
Dari Said bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhu, berkata: “Allah Azza wa jalla mengangkat derajat anak cucu seorang mukmin setara dengannya, meskipun amal perbuatan anak cucunya di bawahnya, agar kedua orang tuanya tenang dan bahagia. Kemudian beliau membaca firman Allah, yang artinya : “‘Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan. Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya’.” [ath-Thûr/52:21].[2]
Ibnu Syahin meriwayatkan, bahwasanya Haritsah bin Nu`man Radhiyallahu ‘anhu datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam namun ia sedang berbicara dengan seseorang hingga ia duduk tidak mengucapkan salam, maka Jibril Alaihissallam berkata: “Ketahuilah bila orang ini mengucapkan salam, maka aku akan menjawabnya?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Jibril: “Kamu kenal dengan orang ini?” Jibril Alaihissallam menjawab: “Ya, ia termasuk delapan puluh orang yang sabar pada waktu perang Hunain yang telah dijamin rizki oleh Allah bersama anak-anak mereka nanti di surga”.[3]
Syaikh Siddiq Hasan Khan rahimahullah berkata: “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat anak cucu seorang mukmin, meskipun amalan mereka di bawahnya, agar orang tuanya tenang dan bahagia, dengan syarat mereka dalam keadaan beriman dan telah berumur baligh bukan masih kecil. Meskipun anak-anak yang belum baligh tetap dipertemukan dengan orang tua mereka”.[4]
Cara yang paling tepat untuk meluruskan anak-anak harus dimulai dengan melakukan perubahan sikap dan perilaku dari kedua orang tua. Begitu pula dengan merubah sikap dan perilaku kita kepada kedua orang tua kita, yaitu dengan berbuat baik dan taat kepadanya, serta menjauhi sikap durhaka kepadanya”.
Kita harus menanamkan komitmen dan berpegang teguh terhadap syariat Allah pada diri kita dan anak-anak. Barang siapa yang belum sayang kepada diri sendiri dengan berbuat baik kepada kedua orang tua, maka hendaklah segera bersikap sayang kepada anak-anaknya, yaitu dengan berbuat baik kepada orang tuanya agar nantinya anak cucunya berbuat baik kepadanya, sehingga mereka selamat dari dosa durhaka kepada kedua orang tua dan murka Allah. Karena anak-anak saat ini adalah orang tua di masa yang akan datang dan suatu ketika ia akan merasakan hal yang sama ketika menginjak masa tua.
MENCERMATI PENGARUH LINGKUNGAN
Lingkungan mempunyai pengaruh sangat besar dalam membentuk dan menentukan perubahan sikap dan perilaku seseorang, terutama pada generasi muda dan anak-anak. Bukankah kisah pembunuh 99 nyawa manusia yang akhirnya lengkap membunuh 100 nyawa itu berawal dari pengaruh buruknya lingkungan? Sehingga, nasihat salah seorang ulama supaya pembunuh tersebut mampu bertaubat dengan tulus dan terlepas dari jeratan kelamnya dosa, ialah agar ia meninggalkan lingkungan tempatnya bermukim dan pindah ke suatu tempat yang dihuni orang-orang baik yang selalu beribadah kepada Allah.[5]
Anak merupakan anugerah, karunia dan nikmat Allah yang terbesar yang harus dipelihara, sehingga tidak terkontaminasi dengan lingkungan. Oleh karena itu, sebagai orang tua, maka wajib untuk membimbing dan mendidik sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, dan menjauhkan anak-anak dari pengaruh buruk lingkungan dan pergaulan. Wajib mencarikan lingkungan yang bagus dan teman-teman yang istiqamah.
Keluarga adalah lingkungan pertama dan mempunyai peranan penting dan pengaruh yang besar dalam pendidikan anak. Karena keluarga merupakan tempat pertama kali bagi tumbuh kembangnya anak, baik jasmani maupun rohani. Keluarga sangat berpengaruh dalam membentuk aqidah, mental, spiritual dan kepribadian, serta pola pikir anak. Yang kita tanamkan pada masa-masa tersebut akan terus membekas pada jiwa anak dan tidak mudah hilang atau berubah sesudahnya.
Adapun bagi seorang pendidik, ia harus menjauhkan anak didiknya dari hal-hal yang membawa kepada kebinasaan dan ketergelinciran, serta mengangkat derajat mereka dari derajat binatang menjadi derajat manusia yang mempunyai semangat untuk mengemban amanat dan tugas agama.
Sebagai pendidik, seseorang harus menjadikan kepribadian Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai suri tauladan dalam seluruh aspek kehidupan dan dalam setiap proses pendidikan. Mengajak mereka untuk mengikuti jejak salafush-shalih serta memberi motivasi anak didik untuk selalu bersanding dengan ulama dan orang-orang shalih. Seorang pendidik juga harus memahami dampak buruk yang disebabkan oleh keteledoran dalam mendidik anak. Dan ia harus mewaspadai faktor-faktor yang bisa mempengaruhi proses pendidikan anak, yaitu lingkungan rumah, sekolah, media cetak dan elektronik, teman bergaul, sahabat serta pembantu.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDIDIKAN ANAK
A. Rumah.
Rumah adalah tempat pendidikan pertama kali bagi seorang anak dan merupakan tempat yang paling berpengaruh terhadap pola hidup seorang anak. Anak yang hidup di tengah keluarga yang harmonis, yang selalu melakukan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, sunah-sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditegakkan dan terjaga dari kemungkaran, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang taat dan pemberani.
Oleh karena itu, setiap orang tua muslim harus memperhatikan kondisi rumahnya. Ciptakan suasana yang Islami, tegakkan sunnah, dan hindarkan dari kemungkaran. Mohonlah pertolongan kepada Allah agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang bertauhid, berakhlak dan beramal sesuai dengan sunnah Rasulullah serta mengikuti jejak para salafush-shalih.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَجْعَلُوْا بُيُوْتُكُمْ مَقَابِرَ , إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ .
“Janganlah engkau jadikan rumahmu seperti kuburan; sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat al-Baqarah”.[6]
Dalam hadits ini, terdapat anjuran untuk memperbaiki rumah supaya tidak seperti kuburan dan menjadi sarang setan, sehingga anak-anak yang tumbuh di dalamnya jauh dari Islam, bahkan kemungkaran setiap saat terjadi di rumahnya dan percekcokan orang tuanya menghiasi hidupnya, maka tidak disangsikan anak akan tumbuh menjadi anak yang keras dan kasar.
Begitu juga para pengajar berasal dari berbagai latar belakang pemikiran dan budaya serta kepribadian. Bagaimanakah keadaan mereka? Apakah memiliki komitmen terhadap aqidah yang lurus? Ataukah sebagai pengekor budaya dan pemikiran barat yang rusak? Ataukah para pengajar memiliki pemikiran dan keyakinan yang dibangun berdasarkan nilai agama? Ataukah hanya sekedar pengajar yang menebarkan racun pemikiran dan budaya busuk, sehingga menghancurkan anak-anak kita?